PENGAJIANRUTIN PAGI BA'DA SHUBUH DI MASJID NURUL ANWAR BCF SIDOARJO.HARI SATU, TGL 6 AGUSTUS 2022.
Hasil pencarian tentang Tafsir+Ibnu+Katsir yang dimaksud oleh mereka adalah Al Walid Ibnu Mughirah di Mekah, atau Urwah ibnu Mas'ud Ats Tsaqafi Sebagian ahli tafsir ada yang mengatakan bahwa lafal Illaa di sini bermakna Ba'da, yakni sesudah. melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, tunduk dan bersujud di hadapanku." 1 Lihat catatan kaki tafsir ingatlah ketika Kami berikan kepada Musa Alkitab yakni kitab Taurat dan pemisah merupakan 'athaf tafsir petunjuk, bila tidak mengetahui jalan yang harus ditempuh dan tersesat1. 1 Lihat catatan kaki pada tafsir mereka, tatkala para utusan Allah datang untuk menyampaikan petunjuk kebenaran. 1 Beberapa pakar tafsir orang-orang yang telah diberi ilmu pengetahuan dari kalangan sahabat Nabi saw. antara lain adalah Ibnu...Masud dan Ibnu Abbas mereka mengatakan kepadanya dengan nada sinis dan mengejek, "Apakah yang "1 1 Lihat catatan kaki tafsir ayat 27, surat al-Mu'minรปn. "1. 1 Pada edisi bahasa Arab, tafsir ayat ini hanya berhenti sampai ". . . di akhir malam." Ibnu Abbas mengatakan, "Saya tidak mengetahui tentang apa yang terjadi dengan golongan yang bersikap...Hakim telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa golongan tersebut ikut pula melakukannya dan bahkan takjub "1 1 Lihat catatan kaki tafsir ayat 65 surat al-A'rรขf. Lihat catatan kaki tafsir surat al-A'rรขf, ayat 73. kepadamu hai Muhammad ayat-ayat yang jelas atau terang, menjadi 'hal' sebagai sanggahan terhadap ucapan Ibnu Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Memberi balasan atas perbuatan mereka 1. 1 Lihat catatan kaki tafsir kepada mereka kecuali dengan susah-payah1. 1 Dua gunung yang mengapit dinding yang disebut dalam tafsir anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu seperti Abdullah ibnu Salam dan pengikut-pengikutnya yang beriman kepada Muhammad, maka sesungguhnya Demikianlah menurut pendapat yang telah dikemukakan oleh Ibnu Abbas tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak bergerak sedikit pun1. 1 Lihat catatan kaki tafsir Ayat ini diturunkan sewaktu Ibnu Zaba'ri mengatakan, bahwa penyembah Uzair, Al Masih dan para Malaikat Dan ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah Orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah Walid ibnu Mughirah atau lainnya. suatu masalah, yaitu bahwa Nabi saw. pada suatu hari menaiki keledai kendaraannya, lalu ia melewati Ibnu...Ketika melewatinya tiba-tiba keledai yang dinaikinya itu kencing, lalu Ibnu Ubay menutup hidungnya, maka...berkatalah Ibnu Rawwahah kepadanya, "Demi Allah, sungguh bau kencing keledainya jauh lebih wangi daripada Ketika Nabi saw. melakukan salat jenazah atas kematian Ibnu Ubay pemimpin orang-orang munafik, maka ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang-orang Yahudi yang masuk Islam; antara lain; Abdullah ibnu al-Qur'รขn menafsirkan ayat yang lain" al-Qur'รขn yufassiru ba'dluhu ba'dlan, yang dikenal di kalangan ahli tafsir sesuatu yang telah mati dari alam kuburnya1. 1 Untuk komentar atas ayat ini, lihat catatan kaki tafsir Ibnu Masud mengatakan, bahwa siksaan tambahan itu berupa kelabang-kelabang yang taringnya bagaikan Kata Ibnu Salam, "Sesungguhnya ketika aku melihatnya, maka aku pun segera mengenalnya, sebagaimana aku yang pernah pelakunya mendapat ancaman seperti membunuh, berzina, mencuri dan lain-lain yang menurut Ibnu

IbnuKatsir berkata, "Dan tanda malam Lailatul qadr adalah bahwa malam tersebut bersih, terang, seakan-akan ada bulan yang bersinar, tenang, tidak dingin dan tidak panas, sedangkan (pada pagi hari) matahari terbit dalam keadaan sedang tanpa ada sinar yang berserakan seperti bulan pada malam purnama.".

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al InsyirahTafsir Ibnu Katsir Surah Al Insyirah Demikianlahakhir tafsir surat al-Insyirah. Hanya milik Allah Subhanallahu wa ta'ala lah segala puji dan anugerah. Disalin ulang dari: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, Cetakan ke-sembilan Muharram 1435 H - November 2013 M, Pustaka Ibnu Umar Jakarta. Bagikan ini: Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
Dalam menempuh kehidupan, manusia akan selalu menemui berbagai problem dan kesibukan, baik mengenai pekerjaan, aktivitas, cinta, dan lain sebagainya. Selayaknya tali yang memiliki banyak ikatan, masalah-masalah itu kadang berkumpul dalam satu waktu yang seringkali membuat diri kita stres dan lelah dalam menjalani kehidupan. Sehubungan dengan persolan kehidupan ini, al-Qurโ€™an ikut andil membicarakannya dalam Surat ini merupakan surat Makiyah akhir yang turun menjelang Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Pembahasan ayat ini dibagi dalam tiga bagian. Kelompok pertama, atau pada ayat 1-4, membahas seputar beban hidup dan berbagai kesusahannya. Bagian kedua, ayat 5 dan 6 yang memuat tentang bagaimana pembanding antara kesusahan dan kemudahan. Dan yang ketiga, ayat 7 dan 8 memuat sikap yang diambil dalam menjalani Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa surat al-Insyirah ini turun sebagai penenang bagi Nabi Muhammad. Digambarkan bahwa pada saat itu Nabi sedang memikul beban yang sangat berat, walaupun tidak secara tekstual Al-Qurโ€™an menguraikan beban tersebut, Quraish Shihab dalam penafsirannya menganalisa beberapa beban yang sedang dipikul oleh wafatnya istri beliau Sayyidah Khadijah dan paman beliau Abu Thalib. Kedua, beratnya wahyu Al-Qurโ€™an yang beliau terima. Dan ketiga, kondisi masyarakat Arab Jahiliyyah di Mekkah yang menentang dan melakukan tipu-daya kepada dakwah Islam Nabi antara ketiga hal tersebut, Prof. Quraish lebih condong kepada poin ketiga dimana Nabi merasakan beban psikologis yang diakibatkan keadaan umat yang diyakini beliau berada dalam jurang kebinasaan, dan Nabi Muhammad belum dapat menemukan solusi yang tepat untuk hal tersebut. Hal ini diungkapkan Quraish Shihab dalam penafsiran Al-Insyirah ayat ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Fakhruddin Ar-Razy dalam Tafsir Kabir-nya yang mengungkapkan bahwa masalah yang sedang membebani Nabi adalah mengenai kefakiran beliau perihal harta yang dijadikan bahan penolakan dan ejekan oleh kaum Jahililiyyah Mekkah. Karena itu Ar-Razy pada penafsiran berikutnya, ayat 5 dan 6, mengartikan bahwa kata yusran ูŠุณุฑุง sebagai dunia dan dan harta merupakan bagian dari dunia, karena itu hendaknya Nabi tidak perlu terlalu memikirkanknya, karena kesusahan Nabi di dunia akan berbuah di akhirat lain disampaikan Ibnu Katsir di tafsir Tafsir Al-Qurโ€™an Al-Adzim dalam Surat al-Insyirah ayat 5 dan 6 dimana makna yang ditekankan lebih pada aspek kebahasaannya. Kata al-usr ุงู„ุนุณุฑ pada ayat tersebut disebutkan dalam bentuk mufrad tunggal yang ditanidai dengan adanya kata al ุงู„ pada kata tersebut dan menjadikan makna satu kesulitanSementara itu, kata yusran ูŠุณุฑุง dibentuk dengan model nakirah yang memiliki makna banyak atau umum sehingga menjadikan maknanya kemudahan yang banyak atau kemudahan yang tidak terbatas. Dari sini bisa diambil pemahaman bahwa satu hal yang berat atau kesusahan dalam hidup tidak dapat dibandingkan dengan berbagai kemudahan dan keringanan yang telah atau akan bagian ketiga, yakni bagian ayat 7 dan 8 para mufasir memiliki berbagai pendapat. Fakhruddin Ar-Razi mengungkapkan bahwa yang dimaksud pada kedua ayat tersebut adalah perihal ibadah, dengan pengertian bahwa jika kita telah melaksanakan ibadah semisal sholat, maka dipersilahkan untuk melakukan hal lain, contohnya tersebut sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ibnu Katsir yang memaknai ayat tersebut dengan pengertian jika seorang hamba telah selesai mengerjakan segala gemerlap duniawi maka lalu beribadahlah dengan niat ikhlas dan begitu, tafsir Prof Quraish cukup unik untuk ditilik dalam melihat kedua ayat terakhir Surat Al-Insyirah ini. Beliau mengungkapkan bahwa kedua ayat tersebut justru memberi anjuran kepada umat muslim untuk menyeimbangkan antara usaha yang sungguh-sungguh dan berdoa kepada Sang Pencipta. Ayat 7 dimaknai Prof. Quraish sebagai anjuran kepada umat muslim untuk selalu memiliki kesibukan dan tidak menyia-nyiakan waktunya. Bila telah menyelesaikan suatu pekerjaan, maka harus melaksanakan pekerjaan lainnya yang belum ayat 8 dimaknai sebagai doa kepada Allah sebagai pelengkap dan satu kesatuan dari usaha yang dilakukan pada ayat sebelumnya. Kedua ayat terakhir ini menjadi pertanda bahwa usaha harus didahulukan terlebih dahulu, setelah itu barulah mencurahkan harapan kepada Allah. Usaha dan doa harus selalu menjadi pegangan oleh manusia, karena betapapun kuatnya potensi yang dimiliki manusia akan selalu memiliki batas. Hanya harapan kepada Tuhan-lah yang dapat menjadikan manusia bertahan menghadapai dilema kehidupan yang kadang begitu pahit Al-Insyirah ini dapat dipahami beberapa poin penting, dimana dalam kehidupan manusia pasti mengalami berbagai problem kehidupan. Namun juga perlu disadari bahwa bersamaan dengan datangnya kesulitan dalam hidup, pasti ada kemudahan yang selalu mengimbanginya, dengan cara menyelesaikan satu persatu permasalahan tersebut. Seperti tali yang ikatannya rumit, tidak akan bisa dilepas jika tidak diurai satu persatu. Setelah melakukan usaha yang sebaik mungkin langkah berikutnya adalah berdoa kepada Sang Pemberi Kehidupan agar diberi kehidupan dan hasil yang lebih baik.
\n \ntafsir surat al insyirah ibnu katsir
TafsirSurat Al Insyirah Ibnu Katsir. Jual Beli Agama & Kepercayaan Tafsir Surat Al Insyirah Ibnu Katsir Produk Filter. Filter Populer. 4 ke atas. Sehari sampai Super seller Bekas Kategori Barang Pengiriman Sehari sampai Gratis ongkir Harga Harga minimum. Rp Harga maksimum Download Free PDFDownload Free PDFTafsir-ibnu-katsir-surat-al-mudatsirTafsir-ibnu-katsir-surat-al-mudatsirTafsir-ibnu-katsir-surat-al-mudatsirTafsir-ibnu-katsir-surat-al-mudatsirAswandi Bari TafsirSurat Al-Insyiqaq. Oleh: Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA. (Tafsir Ibnu Katsir 8/351) Seakan-akan Qotadah berkata bahwa kerjaan kita, kemampuan kita untuk berbuat dan beramal sangatlah terbatas. Terbatas dari sisi waktu dan dari sisi kekuatan. Maka jangan sampai keterbatasan itu kita gunakan juga untuk bermaksiat kepada Allah.

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Insyirah Kelapangan Surah Makkiyyah; Surah ke 94 8 ayat โ€œ1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu, 5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.โ€ al-Insyirah 1-8 Firman Allah a lam nasyrah laka shadraka โ€œBukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?โ€ maksudnya, Kami telah menerangi dadamu, yaitu dengan cahaya Kami. Dan Kami jadikan dadamu lapang, lebar, dan luas. Yang demikian itu seperti firman-Nya famay yuridillaaHu ay yaHdiyaHu yasyrah shadraHuu lil islaami โ€œBarangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberi petunjuk kepadanya, maka Dia akan melapangkan dadanya untuk Islam.โ€ al-Anโ€™am 125 dan sebagaimana Allah telah melapangkan dada beliau, maka Diapun menjadikan syariat-Nya demikian lapang dan luas, penuh toleransi dan kemudahan, tidak mengandung kesulitan, benban dan kesempitan. Firman Allah wawadlaโ€™naa angka wizraka โ€œDan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu.โ€ Mempunyai pengertian liyaghfiralakallaaHu maa taqaddama min dzambika wamaa ta-akhkhara โ€œSupaya Allah member ampunan kepadamu akan dosa yang telah engkau perbuat dulu dan yang akan dating.โ€al-Fath 2 Alladzii angqadla dzaHraka โ€œyang memberatkan punggungmu.โ€ kala โ€œal-inqaaduโ€ disini berarti suara. Dan lebih dari satu ulama salaf yang mengenai firman-Nya, Alladzii angqadla dzaHraka โ€œyang memberatkan punggungmu.โ€ mengatakan โ€œYakni bebannya telah memberatkanmu.โ€ Firman Allah wa rafaโ€™naa laka dzikraka โ€œDan Kami tinggikan bagimu sebutan [nama]mu.โ€ Mujahid mengatakan, โ€œAku tidak disebut melainkan disebutkan bersamaku kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah.โ€ Qatadah mengatakan โ€œAllah meninggikan sebutan beliau di dunia dan di akhirat. Tidak ada seorang khatib, orang yang mengucapkan syahadat, dan juga orang yang mengerjakan shalat, melainkan menyebutkan kesaksian asyHadu allaa ilaaHa illaallaaHu wa asyHadu anna muhammadar rasuulullaH Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.โ€ Ibnu Katsir menyebutkan sejumlah baik syair Hasan bin Tsabit โ€œDipancarkan pada penutup kenabian, dari Allah berupa cahaya yang kemilau lagi disaksikan Ilah telah menggabungkan nama Nabi pada Nama-Nya, Dimana pada kumandang kelima mu-adzin menyebutkan syaHadat. Dan diambil nama dari Nama-Nya untuk mengagungkannya. Demikian Pemilik Arsy sangat terpuji, dan inilah Muhammad. Firman Allah Taโ€™ala fa inna maโ€™al usri yusran, inna maโ€™al usri yusran โ€œKarena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.โ€ Allah memberitahukan bahwa bersama kesulitan itu terdapat kemudahan. Kemudian Dia mempertegas berita tersebut. Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata โ€œNabi saw. Pernah keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda โ€œSatu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan.โ€ Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu dapat diketahui pada dua keadaan, dimana kalimatnya dalam bentuk mufrad tunggal. Sedangkan kemudahan al-yusr dalam bentuk nakirah tidak ada ketentuannya sehingga bilangannya bertambah banyak. Oleh karena itu beliau bersabda โ€œSatu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.โ€ Ibnu Duraid berkata โ€œAbu Hatim as-Sijistani mengumandangkan syair untukku โ€œJika hati telah menguasai keputusasaan. Dan sudah menjadi sempit oleh dada yang lapang. Ia menginjak semua yang tidak disukai dan menjadi tenang,. Dan menancapkan kesulitan di beberapa tempat. Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak melihat jalan. Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari meminta bantuan. Yang diberikan oleh Yang Mahalembut lagi Mahamengabulkan. Dan setiap kejadian itu jika berakhir, maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.โ€ Penyair lain mengungkapkan โ€œTidak jarang musibah itu membuat sempit gerak pemuda, dan pada sisi Allah jalan keluar diperoleh. Lengkap sudah penderitaan. Dan ketika kepungannya mendominasi, maka terbukalah jalan, yang sebelumnya dia menduga musibah itu tiada akhir.โ€ Firman Allah fa idzaa faraghta fangshab. Wa ilaa rabbika farghab โ€œMaka apabila kamu telah selesai [dari suatu urusan], kerjakanlah dengan sungguh-sungguh [urusan] yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.โ€ maksudnya, jika engkau telah selesai mengurus berbagai kepentingan dunia dan semua kesibukannya serta telah memutus semua jarigannya, maka bersungguh-sungguhlah untuk menjalankan ibadah serta melangkahlah kepadanya dengan penuh semangat, dengan hati yang kosong lagi tulus, serta niat karena Allah. Dari pengertian ini terdapat sabda Rasulullah saw. Di dalam hadits yang diserpakati keshahihannya โ€œTidak sempurna shalat seseorang ketika makanan telah dihidangkan dan tidak sempurna pula shalat dalam keadaan menahan buang air kecil dan besar.โ€ Dan dari Ibnu Masโ€™ud โ€œJika engkau telah selesai menunaikan berbagai kewajiban, maka bersungguh-sungguhlah untuk melakukan Qiyamul lain. Dan dalam sebuah riwayat dari Ibnu Masโ€™ud fangshab. Wa ilaa rabbika farghab โ€œdan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.โ€ setelah selesai dari shalat yang engkau kerjakan sedang engkau masih dalam keadaan duduk. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata โ€œJika engkau telah selesai, maka bersungguh-sunguhlah, yakni berdoa. wallaaHu aโ€™lam. Tagal-insyirah, alam nasyrah, surah al insyirah, surat al insyirah, tafsir, tafsir al-Qur'an, Tafsir Al-Qurโ€™an Surah Al-Insyirah, Tafsir Al-Qurโ€™an Surah Alam Nasyrah, tafsir alquran, tafsir ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Insyirah

AlInsyirah :: Indeks Tema Al Insyirah :: Daftar Surat :: Ibnu Katsir. Al-Inshirah: 6. ุฅูู†ูŽู‘ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง. Terjemahan "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" Tafsir (Ibnu Katsir) Tafsir Surat Al-Insyirah: 1-8

ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ู†ูŽุดู’ุฑูŽุญู’ ู„ูŽูƒูŽ ุตูŽุฏู’ุฑูŽูƒูŽ 1 ูˆูŽูˆูŽุถูŽุนู’ู†ูŽุง ุนูŽู†ู’ูƒูŽ ูˆูุฒู’ุฑูŽูƒูŽ 2 ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูŽู†ู’ู‚ูŽุถูŽ ุธูŽู‡ู’ุฑูŽูƒูŽ 3 ูˆูŽุฑูŽููŽุนู’ู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุฐููƒู’ุฑูŽูƒูŽ 4 ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง 5 ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง 6 ููŽุฅูุฐูŽุง ููŽุฑูŽุบู’ุชูŽ ููŽุงู†ู’ุตูŽุจู’ 7 ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ููŽุงุฑู’ุบูŽุจู’ 8 Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. Firman Allah Swt{ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ู†ูŽุดู’ุฑูŽุญู’ ู„ูŽูƒูŽ ุตูŽุฏู’ุฑูŽูƒูŽ} Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Alam Nasyrah 1 Yakni Kami telah melapangkan dadamu. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Kami telah menjadikannya bercahaya dan luas lagi lapang. Semakna dengan apa yang telah disebutkan dalam ayat lain melalui firman-NyaููŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุฑูุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠูŽู‡ู ูŠูŽุดู’ุฑูŽุญู’ ุตูŽุฏู’ุฑูŽู‡ู ู„ูู„ู’ุฅูุณู’ู„ุงู…ู Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam. Al-An'am 125 Dan sebagaimana Allah telah melapangkan dada Rasulullah Saw., demikian pula Allah telah menjadikan syariatnya luas, lapang, toleran, lagi mudah, tiada kesulitan dan tiada beban serta tiada kesempitan padanya. Menurut pendapat lain, yang dimaksud dengan firman Allah Swt. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Alam Nasyrah1 Yakni Allah telah melapangkan dadanya di malam Isra, sebagaimana yang telah disebutkan dahulu melalui riwayat Malik ibnu Sa'sa'ah. Imam Turmuzi telah mengetengahkannya dalam tafsir ayat ini. Dan jika memang hal itu terjadi di malam Isra sebagaimana yang telah disebutkan di dalam riwayat Malik ibnu Sa'sa'ah, maka pada hakikatnya tidaklah bertentangan dengan pendapat di atas. Karena sesungguhnya akibat dari pengaruh yang dilakukan terhadap dada beliau di malam Isra, terjadi pula pengaruh yang sama setelah dilapangkan oleh Allah Swt. secara maknawi. Hanya Allah-lah Yang Maha ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ููŠ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู…ู ูŽุจููˆ ูŠูŽุญู’ูŠูŽู‰ ุงู„ู’ุจูŽุฒู‘ูŽุงุฒู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูŠููˆู†ูุณู ุจู’ู†ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ู…ูุนูŽุงุฐู ุจู’ู†ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู’ู†ู ู…ูุนูŽุงุฐู ุจู’ู†ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู’ู†ู ุฃูุจูŽูŠู‘ู ุจู’ู†ู ูƒูŽุนู’ุจูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ููŠ ุฃูŽุจููŠ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู’ู†ู ู…ูุนูŽุงุฐูุŒ ุนูŽู†ู’ ู…ูุนูŽุงุฐูุŒ ุนูŽู†ู’ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูุจูŽูŠู‘ู ุจู’ู†ู ูƒูŽุนู’ุจู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุจูŽุง ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฌูŽุฑููŠู‘ู‹ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ูู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ู…ูŽุง ุฃูˆู„ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑู ุงู„ู†ู‘ูุจููˆู‘ูŽุฉูุŸ ููŽุงุณู’ุชูŽูˆูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฌูŽุงู„ูุณู‹ุง ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ "ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุณุฃู„ุชูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุจูŽุง ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽุŒ ุฅูู†ู‘ููŠ ู„ูŽูููŠ ุงู„ุตู‘ูŽุญู’ุฑูŽุงุกู ุงุจู†ู ุนูŽุดู’ุฑู ุณูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูุฑูุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุจููƒูŽู„ูŽุงู…ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุฑูŽุฃู’ุณููŠุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽุฌูู„ูŒ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ู„ูุฑูŽุฌูู„ู ุฃูŽู‡ููˆูŽ ู‡ููˆูŽุŸ [ู‚ูŽุงู„ูŽ ู†ูŽุนูŽู…ู’] ููŽุงุณู’ุชูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽุงู†ููŠ ุจููˆูุฌููˆู‡ู ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฑูŽู‡ูŽุง [ู„ูุฎูŽู„ู’ู‚ู] ู‚ูŽุทู‘ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุฑู’ูˆูŽุงุญู ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฌูุฏู’ู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ู ู‚ูŽุทู‘ูุŒ ูˆูŽุซููŠูŽุงุจู ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฑูŽู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏู ู‚ูŽุทู‘ู. ููŽุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽุง ุฅูู„ูŽูŠู‘ูŽ ูŠูŽู…ู’ุดููŠูŽุงู†ูุŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ูƒูู„ู‘ู ูˆูŽุงุญูุฏู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ุจุนูŽุถูุฏูŠุŒ ู„ูŽุง ุฃูŽุฌูุฏู ู„ูุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ู…ูŽุณู‘ู‹ุงุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ู„ูุตูŽุงุญูุจูู‡ู ุฃูŽุถู’ุฌูุนู’ู‡ู. ููŽุฃูŽุถู’ุฌูŽุนูŽุงู†ููŠ ุจูู„ูŽุง ู‚ูŽุตู’ุฑ ูˆูŽู„ูŽุง ู‡ูŽุตู’ุฑ. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ู„ูุตูŽุงุญูุจูู‡ู ุงูู’ู„ูู‚ู’ ุตูŽุฏู’ุฑูŽู‡ู. ููŽู‡ูŽูˆูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ููŽููŽู„ูŽู‚ูŽู‡ู ูููŠู…ูŽุง ุฃูŽุฑูŽู‰ ุจูู„ูŽุง ุฏูŽู…ู ูˆูŽู„ูŽุง ูˆูŽุฌูŽุนูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุฎู’ุฑูุฌู ุงู„ุบูู„ู‘ ูˆุงู„ุญูŽุณูŽุฏ. ููŽุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูƒูŽู‡ูŽูŠู’ุฆูŽุฉู ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽู‚ูŽุฉู ุซูู…ู‘ูŽ ู†ูŽุจูŽุฐูŽู‡ูŽุง ููŽุทูŽุฑูŽุญูŽู‡ูŽุงุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุฏู’ุฎูู„ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฃู’ููŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉูŽุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู…ูุซู’ู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽ ุดุจู‡ู ุงู„ูุถุฉุŒ ุซู… ู‡ุฒ ุฅูุจู’ู‡ูŽุงู…ูŽ ุฑูุฌู’ู„ููŠ ุงู„ู’ูŠูู…ู’ู†ูŽู‰ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงุบุฏู ูˆูŽุงุณู’ู„ูŽู…ู’. ููŽุฑูŽุฌูŽุนู’ุชู ุจูู‡ูŽุง ุฃูŽุบู’ุฏููˆุŒ ุฑูู‚ู‘ูŽุฉู‹ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽุบููŠุฑูุŒ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ู„ูู„ู’ูƒูŽุจููŠุฑู" Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abdur Rahim alias Abu Yahya Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Muhammad ibnu Ubay ibnu Ka'b, telah menceritakan kepadaku Abu Muhammad ibnu Mu'az, dari Muhammad, dari Ubay ibnu Ka'b, bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling berani menanyakan kepada Rasulullah Saw. tentang berbagai masalah yang tidak ada seorang pun berani menanyakannya kepada beliau Saw. selain dia. Maka Abu Hurairah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang mula-mula engkau Iihat dari urusan kenabian ini?" Rasulullah Saw. Duduk tegak dan menjawab Sesungguhnya engkau telah menanyakan hal yang berbobot, hai Abu Hurairah! Sesungguhnya ketika usiaku menginjak sepuluh tahun lebih beberapa bulan, aku berada di padang Sahara. Tiba-tiba aku mendengar pembicaraan di atas kepalaku, dan ternyata ada seorang laki-laki yang berbicara kepada laki-laki lainnya, "Apakah orang ini adalah dia?โ€ Maka keduanya datang menyambutku dengan penampilan wajah yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya, dan sama sekali belum pernah pula aku melihat arwah seperti itu sebelumnya, dan belum pernah pula aku melihat pakaian yang dikenakannya pernah dikenakan oleh seseorang. Keduanya datang kepadaku dengan jalan kaki, hingga masing-masing dari keduanya memegang kedua lenganku, tetapi anehnya aku tidak merasa sentuhan tangan keduanya. Salah seorang berkata kepada yang lainnya, 'Rebahkanlah dia.' Lalu keduanya merebahkan diriku tanpa paksa dan tanpa sulit. Kemudian salah seorangnya berkata kepada yang lainnya, "Belahlah dadanya, " maka salah seorangnya menurut penglihatanku membelah dadaku tanpa ada darah yang mengalir dan tanpa rasa sakit. Lalu berkata kepada yang membelahku, "Keluarkanlah iri hati dan dengki.โ€ Lalu ia mengeluarkan sesuatu yang bentuknya seperti segumpal darah, kemudian ia membuangnya jauh-jauh. Dan berkata lagi ia kepada orang yang membelahku, "Masukkanlah lemah lembut dan kasih sayang.โ€ Maka tiba-tiba kulihat sesuatu sebesar apa yang baru dikeluarkan, bentuknya mengilap seperti perak dimasukkan ke dalam dadaku, kemudian ia mengguncangkan jempol kakiku yang sebelah kanan, dan berkata, "Kembalikanlah ke semula dalam keadaan utuh.โ€ Maka setelah itu aku pulang dengan berlari dan terasa dadaku dipenuhi oleh perasaan lembut terhadap anak kecil dan kasih sayang kepada orang dewasa. ******************* Firman Allah Swt.{ูˆูŽูˆูŽุถูŽุนู’ู†ูŽุง ุนูŽู†ู’ูƒูŽ ูˆูุฒู’ุฑูŽูƒูŽ} dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu. Alam Nasyrah 2 Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya{ู„ููŠูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจููƒูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ุชูŽุฃูŽุฎู‘ูŽุฑูŽ} supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Al-Fath 2 Adapun firman Allah Swt.{ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูŽู†ู’ู‚ูŽุถูŽ ุธูŽู‡ู’ุฑูŽูƒูŽ} yang memberatkan punggungmu. AlamNasyrah 3 Al-inqad artinya suara tulang punggung bila memikul beban berat. Dan bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya yang memberatkan punggungmu. AlamNasyrah 3 Yakni membebanimu dengan beban yang berat. Dan mengenai firman selanjutnya{ูˆูŽุฑูŽููŽุนู’ู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุฐููƒู’ุฑูŽูƒูŽ} Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu. Alam Nasyrah 4 Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah 'tidaklah Aku disebut melainkan namamu disebut pula bersama-Ku' yaitu dalam kalimah 'aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah'. Qatadah mengatakan bahwa Allah meninggikan mengangkat sebutan namanya di dunia dan di akhirat. Maka tiada seorang khatib pun, tiada seorang yang membaca syahadat pun, dan tiada orang yang salat pun melainkan mengucapkannya, yaitu kalimah, 'aku bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.'ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงุจู’ู†ู ุฌูŽุฑููŠุฑู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ููŠ ูŠููˆู†ูุณูุŒ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ุงุจู’ู†ู ูˆูŽู‡ู’ุจูุŒ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู†ูŽุง ุนูŽู…ู’ุฑููˆ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุญูŽุงุฑูุซูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฏูŽุฑุงุฌุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุงู„ู’ู‡ูŽูŠู’ุซูŽู…ูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ "ุฃูŽุชูŽุงู†ููŠ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ููŠ ูˆูŽุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฑูŽููŽุนู’ุชู ุฐููƒู’ุฑูŽูƒูŽุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฐููƒูุฑุชู ุฐููƒูุฑุชูŽ ู…ูŽุนููŠ" Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Amr ibnul Haris, dari Darij, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id, dari Rasulullah Saw., bahwa beliau Saw. pernah bersabda Jibril datang kepadaku dan berkata, " Sesungguhnya Tuhanku dan Tuhanmu pernah berfirman, 'Tahukah kamu bagaimana Aku meninggikan sebutan namamu?' Jibril menjawab, 'Allah lebih mengetahui.' Allah berfirman, Apabila nama-Ku disebut, maka disebutpula namamu bersama-Ku'.โ€ Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari Yunus, dari Abdul Aโ€™la dengan sanad yang sama. Abu Yaโ€™la meriwayatkannya melalui jalur Ibnu Lahi'ah, dari ุงุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุญูŽุงุชูู…ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุฒูุฑู’ุนูŽุฉุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุนูู…ุฑ ุงู„ุญูŽูˆุถูŠุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุญูŽู…ู‘ูŽุงุฏู ุจู’ู†ู ุฒูŽูŠู’ุฏูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุทูŽุงุกู ุจู’ู†ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุฆูุจูุŒ ุนูŽู†ู’ ุณูŽุนููŠุฏู ุจู’ู†ู ุฌูุจูŽูŠู’ุฑูุŒ ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ "ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชู ุฑูŽุจู‘ููŠ ู…ูŽุณู’ุฃูŽู„ูŽุฉู‹ ูˆูŽุฏูŽุฏู’ุชู ุฃูŽู†ู‘ููŠ ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽูƒูู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูู‡ูุŒ ู‚ูู„ู’ุชู ู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู‚ูŽุจู’ู„ููŠ ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกูุŒ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ุณูุฎู‘ูุฑูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ุงู„ุฑู‘ููŠุญู ูˆูŽู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ูŠูุญู’ูŠููŠ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽู‰. ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฌูุฏู’ูƒูŽ ูŠูŽุชููŠู…ู‹ุง ููŽุขูˆูŽูŠู’ุชููƒูŽุŸ ู‚ูู„ู’ุชู ุจูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฌูุฏู’ูƒูŽ ุถูŽุงู„ู‘ู‹ุง ููŽู‡ูŽุฏูŽูŠู’ุชููƒูŽุŸ ู‚ูู„ู’ุชู ุจูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฌูุฏู’ูƒูŽ ุนูŽุงุฆูู„ู‹ุง ููŽุฃูŽุบู’ู†ูŽูŠู’ุชููƒูŽุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ุจูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุดู’ุฑูŽุญู’ ู„ูŽูƒูŽ ุตูŽุฏู’ุฑูŽูƒูŽุŸ ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฑู’ููŽุนู’ ู„ูŽูƒูŽ ุฐููƒู’ุฑูŽูƒูŽุŸ ู‚ูู„ู’ุชู ุจูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู" Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Abu Umar Al-Haudi, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus Saโ€™ib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Aku pernah menanyakan suatu masalah kepada Tuhanku, padahal aku tidak menginginkan untuk menanyakan hal itu kepada-Nya. Aku bertanya, "Sesungguhnya di antara nabi-nabi sebelumku ada yang telah Engkau tundukkan angin baginya, dan di antara mereka ada yang dapat menghidupkan orangmati.โ€Allah Swt. Balik bertanya, "Wahai Muhammad bukankah Aku mendapatimu sebagai seorang yang yatim piatu, lalu Aku melindungimu?โ€ Aku menjawab, "Benar, ya Tuhanku.โ€ Allah berfirman, "Bukankah Aku mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Aku memberimu petunjuk?โ€ Aku menjawab, "Benar, ya Tuhanku.โ€ Allah berfirman, "Bukankah Aku mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Aku memberimu kecukupan.โ€ Aku menjawab, "Benar, ya Tuhanku.โ€ Allah berfirman, "Bukankah Aku telah melapangkan dadamu, bukankah Aku telah meninggikan sebutan namamu?โ€ Aku menjawab, "Benar, ya Tuhanku.โ€ Abu Na'im di dalam kitab Dala'ilun Nubuwwah mengatakanุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ ุงู„ู’ุบูุทู’ุฑููŠูููŠู‘ูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ู…ููˆุณูŽู‰ ุจู’ู†ู ุณูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุฌูŽูˆู’ู†ูŠุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู ุจู’ู†ู ุงู„ู’ู‚ูŽุงุณูู…ู ุจู’ู†ู ุจูŽู‡ู’ุฑุงู… ุงู„ู’ู‡ููŠูŽุชููŠู‘ูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ู†ูŽุตู’ุฑู ุจู’ู†ู ุญูŽู…ู‘ูŽุงุฏูุŒ ุนูŽู†ู’ ุนูุซู’ู…ูŽุงู†ูŽ ุจู’ู†ู ุนูŽุทูŽุงุกูุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ุฒู‘ูู‡ู’ุฑููŠู‘ูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ "ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ููŽุฑูŽุบู’ุชู ู…ูู…ู‘ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽู†ููŠ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูู‡ู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ู‚ูู„ู’ุชู ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู†ูŽุจููŠู‘ูŒ ู‚ูŽุจู’ู„ููŠ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุฑู‘ูŽู…ู’ุชูŽู‡ูุŒ ุฌูŽุนูŽู„ู’ุชูŽ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู…ูŽ ุฎูŽู„ููŠู„ู‹ุง ูˆูŽู…ููˆุณูŽู‰ ูƒูŽู„ููŠู…ู‹ุงุŒ ูˆูŽุณูŽุฎู‘ูŽุฑู’ุชูŽ ู„ูุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ุงู„ู’ุฌูุจูŽุงู„ูŽุŒ ูˆูŽู„ูุณูู„ูŽูŠู’ู…ูŽุงู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ููŠุญูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽูŠูŽุงุทููŠู†ูŽุŒ ูˆูŽุฃูŽุญู’ูŠูŽูŠู’ุชูŽ ู„ูุนููŠุณูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุชูŽู‰ุŒ ููŽู…ูŽุง ุฌูŽุนูŽู„ู’ุชูŽ ู„ููŠุŸ ู‚ุงู„ ุฃูˆ ู„ูŠุณ ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุนู’ุทูŽูŠู’ุชููƒูŽ ุฃูŽูู’ุถูŽู„ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ูƒูู„ู‘ูู‡ูุŒ ุฃูŽู†ู‘ููŠ ู„ูŽุง ุฃูุฐู’ูƒูŽุฑู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฐููƒูุฑู’ุชูŽ ู…ูŽุนููŠุŒ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ุชู ุตูุฏููˆุฑูŽ ุฃูู…ู‘ูŽุชููƒูŽ ุฃูŽู†ูŽุงุฌููŠู„ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุกููˆู†ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูŽ ุธูŽุงู‡ูุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ุฃูุนู’ุทูู‡ูŽุง ุฃูู…ู‘ูŽุฉู‹ุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุทูŽูŠู’ุชููƒูŽ ูƒูŽู†ู’ุฒู‹ุง ู…ูู†ู’ ูƒูู†ููˆุฒู ุนูŽุฑู’ุดููŠ ู„ูŽุง ุญูŽูˆู’ู„ูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ู‚ููˆู‘ูŽุฉูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ู" telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Al-Gatrifi, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Sahl Al-Juwaini, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Qasim ibnu Bahzan Al-Haiti, telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Hammad, dari Usman ibnu Ata, dari Az-Zuhri, dari Anas yang mengatakan bahwaRasulullah Saw. pernah bersabda Setelah aku selesai dari menerima apa yang diperintahkan kepadaku menyangkut semua urusan langit dan bumi, lalu aku bertanya, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tiada seorang nabi pun sebelumku melainkan Engkau telah memuliakannya; Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil kekasih, Musa sebagai Kalim yang Engkau ajak bicara langsung, Engkau telah tundukkan gunung-gunung bagi Daud, dan bagi Sulaiman angin dan semua setan, dan Engkau hidupkan bagi Isa orang-orang yang telah mati. Maka apakah yang Engkau berikan kepadaku?โ€Allah berfirman, "Bukankah Aku telah memberimu dari hal tersebut seluruhnya, bahwa sesungguhnya tidaklah nama-Ku disebut melainkan engkau disebut pula bersama-Ku; dan Aku telah menjadikan dada umatmu sebagai kitab-kitab, mereka dapat membaca Al-Qurโ€™an secara hafalan, dan hal itu belum pernah Kuberikan kepada suatu umat pun. Dan Aku telah memberimu suatu perbendaharaan dari 'Arasy-Ku, yaitu kalimah 'tidak ada daya untuk menghindar dari maksiat dan tiada kekuatan untuk mengerjakan ibadah kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar'.โ€ Al-Bagawi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Mujahid, bahwa makna yang dimaksud dari ayat ini ialah azan, yakni nama beliau Saw. disebutkan dalam azan. Lalu Al-Bagawi menyitir bait-bait syair yang dikatakan oleh Hassan ibnu SabitุฃุบูŽุฑู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู‡ ู„ูู„ู†ู‘ูุจููˆู‘ูŽุฉู ุฎูŽุงุชูŽู… ... ู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ู†ููˆุฑ ูŠูŽู„ูˆุญู ูˆูŽูŠุดู’ู‡ูŽุฏ ... ูˆูŽุถู…ู‘ูŽ ุงู„ุฅู„ู‡ู ุงุณู’ู…ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงุณู’ู…ูู‡ู ... ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูููŠ ุงู„ุฎูŽู…ู’ุณ ุงู„ู…ุคุฐู†ู ุฃุดู‡ุฏู ... ูˆูŽุดูŽู‚ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูู† ุงุณู’ู…ูู‡ู ู„ูŠูุฌูู„ู‘ูŽู‡ ... ููŽุฐููˆ ุงู„ุนูŽุฑุดู ู…ุญู…ูˆุฏูŒ ูˆู‡ูŽุฐุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู Kedudukannya Nabi Saw. sebagai penutup nabi Allah lebih terang dari cahaya yang kita lihat. Dan juga Allah telah menggabungkan nama Nabi dengan nama-Nya, bila seorang muazzin mengucapkan kalimah yang kelima dalam azannya, yaitu 'asyhadu...'. Dan Allah telah membelah buatnya sebagian dari nama-Nya untuk menjadikannya orang yang diagungkan. Tuhan Yang mempunyai 'Arasy Mahmud Yang Maha Terpuji, dan dia bernama Muhammad orang yang terpuji. Ulama lainnya mengatakan bahwa Allah meninggikan sebutan namanya di kalangan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian. Dan Allah memuliakan namanya saat mengambil perjanjian dari para nabi, yaitu hendaknya mereka beriman kepada Nabi Muhammad dan hendaklah mereka memerintahkan kepada umatnya masing-masing untuk beriman kepadanya. Kemudian Allah memasyhurkan sebutannya di kalangan umatnya, maka tidak sekali-kali nama Allah disebut melainkan ia pun disebut bersama nama-Nya. Alangkah baiknya apa yang telah dikatakan oleh As-Sarsari rahimahullah dalam bait syairnyaู„ูŽุง ูŠูŽุตูุญู‘ู ุงู„ุฃุฐุงู†ู ูููŠ ุงู„ููŽุฑู’ุถู ุฅูู„ู‘ูŽุง ... ุจุงุณู…ูู‡ ุงู„ุนูŽุฐู’ุจ ูููŠ ุงู„ู’ููŽู…ู ุงู„ู…ุฑู’ุถูŠ ... Tidaklah sah azan dalam salat fardu melainkan dengan menyebut namanya yang enak disebut oleh lisan yang diridai. Disebutkan pula dalam bait syair lainnya[ุฃู„ูŽู… ุชูŽุฑ ุฃู†ู‘ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุตุญู‘ู ุฃุฐุงู†ูู†ูŽุง ... ูˆูŽู„ุง ููŽุฑู’ุถูู†ุง ุฅู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ู†ููƒูŽุฑุฑู’ู‡ ูููŠู‡ูู…ูŽุง] Tidakkah engkau perhatikan, bahwa tidaklah sah azan kita dan tidak sah pula salat fardu kita bila kita tidak menyebut-nyebut namanya dalam keduanya. ******************* Firman Allah Swt.{ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง} Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Alam Nasyrah 5-6 Allah Swt. menceritakan bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, kemudian berita ini diulangi-Nya ุงุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ุญูŽุงุชูู…ู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽุจููˆ ุฒูุฑู’ุนูŽุฉุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏู ุจู’ู†ู ุบูŽูŠู’ู„ูŽุงู†ูŽุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุญูู…ูŠุฏ ุจู’ู†ู ุญูŽู…ู‘ูŽุงุฏู ุจู’ู†ู ุฎูŽูˆูŽุงุฑ ุฃูŽุจููˆ ุงู„ู’ุฌูŽู‡ู’ู…ูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุนูŽุงุฆูุฐู ุจู’ู†ู ุดูุฑูŠุญ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฃูŽู†ูŽุณูŽ ุจู’ู†ูŽ ู…ูŽุงู„ููƒู ูŠูŽู‚ููˆู„ู ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฌูŽุงู„ูุณู‹ุง ูˆูŽุญููŠูŽุงู„ูŽู‡ู ุญุฌุฑุŒ ูู‚ุงู„ "ู„ูˆ ุฌุงุก ุงู„ุนุณุฑ ูุฏุฎู„ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฌุฑ ู„ูŽุฌูŽุงุกูŽ ุงู„ู’ูŠูุณู’ุฑู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููŽูŠูุฎู’ุฑูุฌูŽู‡ู"ุŒ ููŽุฃูŽู†ู’ุฒูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ 5 {ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง} Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Hamid ibnu Hammad ibnu Abu Khuwar alias Abu Jahm, telah menceritakan kepada kami Aiz ibnu Syuraih yang mengatakan bahwa Anas ibnu Malik pernah menceritakan bahwa Nabi Saw. duduk dan di hadapannya terdapat sebuah batu, maka beliau Saw. bersabda Seandainya kesulitan datang, lalu masuk ke dalam batu ini, niscaya kemudahan akan datang dan masuk ke dalamnya, lalu mengusirnya. Dan Allah Swt. menurunkan firman-Nya Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Alam Nasyrah 5-6 Abu Bakar Al-Bazzar meriwayatkan hadis ini di dalam kitab musnadnya, dari Muhammad ibnu Ma'mar, dari Humaid ibnu Hammad dengan sanad yang sama yang lafaznya seperti berikut"ู„ูŽูˆู’ ุฌุงุก ุงู„ุนุณุฑ ุญุชู‰ ูŠุฏุฎู„ ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฌุฑ ู„ูŽุฌูŽุงุกูŽ ุงู„ู’ูŠูุณู’ุฑู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุฎู’ุฑูุฌูŽู‡ู" ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ {ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง} Seandainya kesulitan datang, lalu masuk ke dalam batu ini, niscaya kemudahan akan datang dan mengusirnya. KemudianNabi Saw. membacakan firman-Nya Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Alam Nasyrah 5-6 Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengetahui hadis ini diriwayatkan dari Anas kecuali oleh Aiz ibnu Syuraih. Menurut hemat kami, Abu Hatim Ar-Razi telah mengatakan sehubungan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Aiz, bahwa dia berpredikat lemah. Tetapi Syu'bah telah meriwayatkannya dari Mu'awiyah ibnu Qurrah, dari seorang lelaki, dari Abdullah ibnu Mas'ud secara mauquf. Dan Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabah, telah menceritakan kepada kami Abu Qatn, telah menceritakan kepada kami Al-Mubarak ibnu Fudalah, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa mereka para sahabat mengatakan bahwa satu kesulitan tidak dapat mengalahkan dua ุงุจู’ู†ู ุฌูŽุฑููŠุฑู ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู„ูŽู‰ุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุงุจู’ู†ู ุซูŽูˆู’ุฑูุŒ ุนูŽู†ู’ ู…ูŽุนู’ู…ูŽุฑุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง ู…ูŽุณู’ุฑููˆุฑู‹ุง ููŽุฑูุญู‹ุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูŽุถู’ุญูŽูƒูุŒ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู "ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุบู’ู„ูุจ ุนูุณู’ุฑ ูŠูุณู’ุฑูŽูŠู’ู†ูุŒ ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุบู’ู„ูุจูŽ ุนูุณู’ุฑูŒ ูŠูุณู’ุฑูŽูŠู’ู†ูุŒ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุงุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑู ูŠูุณู’ุฑู‹ุง". Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Saur, dari Ma'mar, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa di suatu hari Nabi Saw. keluar dalam keadaan senang dan riang seraya tersenyum, lalu bersabda Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan, satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir melalui hadis Auf Al-A'rabi dan Yunus ibnu Ubaid, dari Al-Hasan secara mursal. Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa telah diceritakan kepada kami bahwa Rasulullah Saw. menyampaikan berita gembira kepada para sahabatnya dengan ayat ini, lalu beliau Saw. bersabda"ู„ูŽู†ู’ ูŠูŽุบู’ู„ูุจูŽ ุนูุณู’ุฑูŒ ูŠูุณู’ุฑูŽูŠู’ู†ู". Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan. Yang beliau maksudkan adalah firman Allah Swt Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Alam Nasyrah 5-6 Dikatakan demikian karena al-'usr yang pertama sama dengan al-'usr yang kedua. Lain halnya dengan yusr, ia berbilang yakni dua karena yang pertama lain dengan yang ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ู ุจู’ู†ู ุณููู’ูŠูŽุงู†ูŽ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ูŠูŽุฒููŠุฏู ุจู’ู†ู ุตูŽุงู„ูุญูุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฎูŽุงุฑูุฌูŽุฉูุŒ ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู‘ูŽุงุฏู ุจู’ู†ู ูƒูŽุซููŠุฑูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุงู„ุฒู‘ูู†ูŽุงุฏูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุตูŽุงู„ูุญูุŒ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ "ู†ูŽุฒู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุนููˆู†ูŽุฉูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽุฏู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูŽุคููˆู†ูŽุฉูุŒ ูˆูŽู†ูŽุฒู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุจู’ุฑูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽุฏู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุตููŠุจูŽุฉู" Al-Hasan ibnu Sufyan mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Kharijah, dari Abbad ibnu Kasir, dari Abuz Zanad, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Pertolongan diturunkan dari langit sesuai dengan kadar pembiayaan, dan kesabaran diturunkan sesuai dengan kadar musibah. Dan termasuk di antara nasihat yang bersumber dari Imam Syafii disebutkan sebagai berikutุตูŽุจุฑุง ุฌูŽู…ูŠู„ุง ู…ูŽุง ุฃู‚ุฑูŽุจูŽ ุงู„ููŽุฑุฌุง ... ู…ูŽู† ุฑูŽุงู‚ูŽุจ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุฃูู…ููˆุฑู ู†ูŽุฌูŽุง ... ู…ูŽู† ุตูŽุฏูŽู‚ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽู… ูŠูŽู†ูŽู„ู’ู‡ ุฃุฐูŽู‰ ... ูˆูŽู…ูŽู† ุฑูŽุฌูŽุงู‡ ูŠูŽูƒูˆู† ุญูŽูŠุซู ุฑูŽุฌูŽุง ... Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat. Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan tertimpa oleh musibah. Dan barang siapa yang berharap kepada Allah, maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan. Ibnu Duraid mengatakan bahwa Abu Hatim As-Sijistani telah membacakan bait-bait syair berikut kepadanya, yaituุฅูุฐูŽุง ุงุดู’ุชูŽู…ูŽู„ูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ูŠูŽุฃู’ุณู ุงู„ู‚ู„ูˆุจู ...ูˆูŽุถูŽุงู‚ูŽ ู„ูู…ูŽุง ุจูู‡ู ุงู„ุตู‘ูŽุฏู’ุฑู ุงู„ุฑุญูŠุจู ... ูˆูŽุฃูŽูˆู’ุทูŽุฃูŽุชู ุงู„ู’ู…ูŽูƒูŽุงุฑูู‡ู ูˆูŽุงุทู’ู…ูŽุฃูŽู†ู‘ูŽุชู’ ... ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุณูŽุชู’ ูููŠ ุฃูŽู…ูŽุงูƒูู†ูู‡ูŽุง ุงู„ุฎุทูˆุจู ... ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฑูŽ ู„ูุงู†ู’ูƒูุดูŽุงูู ุงู„ุถู‘ูุฑู‘ู ูˆูŽุฌู’ู‡ู‹ุง ... ูˆูŽู„ูŽุง ุฃูŽุบู’ู†ูŽู‰ ุจุญูŠู„ุชู‡ ุงู„ุฃุฑูŠุจู ุฃูŽุชูŽุงูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู†ูˆุท ู…ูู†ู’ูƒูŽ ุบูŽูˆุซูŒ ... ูŠูŽู…ูู†ู‘ู ุจูู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽุทููŠูู ุงู„ู…ุณุชุฌูŠุจู ... ูˆูŽูƒูู„ู‘ู ุงู„ู’ุญูŽุงุฏูุซูŽุงุชู ุฅูุฐูŽุง ุชูŽู†ูŽุงู‡ูŽุชู’ ... ููŽู…ูŽูˆู’ุตููˆู„ูŒ ุจูู‡ูŽุง ุงู„ู’ููŽุฑูŽุฌู ุงู„ู’ู‚ูŽุฑููŠุจู ... Bilamana hati dipenuhi oleh rasa putus asa, dan dada yang luas menjadi terasa scmpit, dan hal-hal yang tidak disukai datang menimpa diri, serta banyak musibah yang dialaminya, sehingga ia tidak melihat adanya celah untuk melepaskan diri dari bahaya yang sedang menimpa diri, dan tiada gunanya lagi semua upaya untuk menanggulanginya. Maka akan datanglah kepadamu pertolongan bila hatimu berserah diri kepada-Nya, yaitupertolongan dari Tuhan Yang Mahalembut lagi Maha Memperkenankan doa. Semua musibah apabila telah mencapai puncaknya pasti berhubungan langsung denganjalan keluarnyayang tidak lama. Penyair lainnya mengatakan dalam bait-bait syairnyaูˆูŽู„ูŽุฑูุจ ู†ูŽุงุฒูู„ูŽุฉู ูŠูŽุถููŠู‚ู ุจูู‡ูŽุง ุงู„ู’ููŽุชูŽู‰ ... ุฐูŽุฑู’ุนู‹ุง ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ู…ูŽุฎู’ุฑูŽุฌู ... ูƒูŽู…ูู„ูŽุชู’ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุงุณู’ุชูŽุญู’ูƒูŽู…ูŽุชู’ ุญูŽู„ู’ู‚ูŽุงุชูู‡ูŽุง ...ููุฑูุฌูŽุชู’ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุธูู†ู‘ูู‡ูŽุง ู„ูŽุง ุชููู’ุฑูŽุฌู ... Betapa banyak musibah yang menimpa diri seseorang hingga membuatnya terasa sempit, sedangkan di sisi Allah adajalan keluar darinya. Bilamana musibah mencapai puncaknya, maka pastilah adajalan keluarnya, padahalyang bersangkutan mengira tiada jalan keluar darinya. ******************* Firman Allah Swt.{ููŽุฅูุฐูŽุง ููŽุฑูŽุบู’ุชูŽ ููŽุงู†ู’ุตูŽุจู’ ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ููŽุงุฑู’ุบูŽุจู’} Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. Alam Nasyrah 7-8 Yakni apabila kamu telah merampungkan urusan-urusan duniamu dan kesibukannya dan telah kamu selesaikan semua yang berkaitan dengannya, maka bulatkanlah tekadmu untuk ibadah dan bangkitlah kamu kepadanya dalam keadaan bersemangat. Curahkanlah hatimu dan ikhlaskanlah niatmu dalam beribadah kepada-Nya dan berharap kepada-Nya. Termasuk pula ke dalam pengertian ini sebuah hadis yang telah disepakati kesahihannya, yaitu yang mengatakan"ู„ูŽุง ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ุจูุญูŽุถู’ุฑูŽุฉู ุทูŽุนูŽุงู…ูุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูุฏูŽุงููุนูู‡ู ุงู„ู’ุฃูŽุฎู’ุจูŽุซูŽุงู†ู" Tiada salat di hadapan makanan, dan tiada salat pula sedangkan yang bersangkutan menahan keinginan membuang kedua air buang air kecil dan buang air besar. Dan sabda Nabi Saw. yang mengatakan"ุฅูุฐูŽุง ุฃูู‚ููŠู…ูŽุชู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุญูŽุถูŽุฑูŽ ุงู„ู’ุนูŽุดูŽุงุกูุŒ ููŽุงุจู’ุฏูŽุกููˆุง ุจุงู„ุนูŽุดูŽุงุก" Apabila salat diiqamahkan, sedangkan makan malam telah disediakan, maka mulailah dengan menyantap makan malam dahulu. Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa apabila kamu telah merampungkan urusan duniamu, lalu kamu berdiri untuk salat, maka kerjakanlah salatmu dengan sungguh-sungguh dengan menghadap kepada Tuhanmu. Dalam riwayat lain yang bersumber dari Qatadah disebutkan pula bahwa apabila berdiri untuk salat, maka berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk keperluanmu. Diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud, bahwa apabila engkau telah mengerjakan salat-salat fardumu, maka kerjakanlah qiyamul lail dengan sungguh-sungguh. Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Iyad hal yang semisal dengan pendapat Ibnu Mas'ud. Menurut riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Mas'ud sehubungan dengan makna firman-Nya kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. Alam Nasyrah 7-8 Yakni sesudah engkau selesaikan salatmu, sedangkan engkau masih dalam keadaan duduk. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.AlamNasyrah 7 Yaitu dalam berdoa. Zaid ibnu Aslam dan Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya Maka apabila kamu telah selesai. AlamNasyrah 7 Maksudnya, dari melakukan jihad. kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Alam Nasyrah 7 Yakni kerjakanlah ibadah dengan sungguh-sungguh.{ูˆูŽุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ููŽุงุฑู’ุบูŽุจู’} dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. Alam Nasyrah 8 As-Sauri mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah jadikanlah niatmu dan harapanmu hanya tertuju kepada Allah Swt. semata. Demikianlah akhir tafsir surat Alam Nasyrah dengan memanjatkan puji dan syukur atas segala karunia-Nya.

U6gtz.
  • txr5yfp27u.pages.dev/570
  • txr5yfp27u.pages.dev/378
  • txr5yfp27u.pages.dev/509
  • txr5yfp27u.pages.dev/473
  • txr5yfp27u.pages.dev/440
  • txr5yfp27u.pages.dev/270
  • txr5yfp27u.pages.dev/306
  • txr5yfp27u.pages.dev/523
  • tafsir surat al insyirah ibnu katsir